Minggu, 02 Oktober 2016

sejarah peradaban islam



KONSTRUKSI KEBUDAYAAN ISLAM PRA ISLAM DAN MASA NABI
Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas dari dosen semester I

Mata Kuliah:
Sejarah Peradapan Islam

Oleh :

Muhamad azimatillah
Fathul Huda

Dosen pengampu :

Moh.Ifan Fahmi, M.Pd.I


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM AT-TAHDZIB
JURUSAN TARBIYAH PRODI MENEJEMEN PENDIDIKAN ISLAM
REJOAGUNG NGORO JOMBANG









KATA PENGANTAR

Bismilla hirrokhmanirrikhim.
Puji syukur kehadirat Allah swt yang maha pengasih lagi maha penyayang, ata segala rahmat,taufiq serta hidayah Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan waktu yang telelah di tentukan.
Dimulai  dari niat yang tulus di dalam menjalankan kewajiban, bantuan serta dorongan dari berbagai pihak, penyusunan makalah ini dapat terselesaikan, meskipaun  penulis  sadari bahwa penyusun makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, disebabkan keterbatasan keilmuan dan pengetahuan penulis.Maka saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak sangat diharapkan demi penyempurnaan selanjutnya.
            Penulis ucapkan terimakasih kepada dosen pengampu yang senantiasa memberikan arahan dan bimmbingan kepada penulis. Dalam hal ini peulis tidak dapat membberikan imbalan suatu apapun, hanya iringan do’a  JAZAKUMULLAHU KHAIRATI WASA’ADATID DUN YA WAL AKHIRAH. Amin.
            Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis dan siapa saja yang membaca.Amin.














BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
            Masa sebelum Islam, khususnya kawasan jazirah Arab, disebut masa jahiliyyah. Julukan semacam ini terlahir disebabkan oleh terbelakangnya moral masyarakat Arab khususnya Arab  pedalaman (badui) yang hidup menyatu dengan padang pasir dan area tanah yang gersang. Mereka pada umumnya hidup berkabilah. Mereka berada dalam lingkungan miskin pengetahuan. Situasi yang penuh dengan kegelapan dan kebodohan tersebut, mengakibatkan mereka sesat  jalan, tidak menemukan nilai-nilai kemanusiaan, membunuh anak dengan dalih kemuliaan, memusnahkan kekayaan dengan perjudian, membangkitkan peperangan dengan alasan harga diri dan kepahlawanan. Suasana semacam ini terus berlangsung hingga datang Islam di tengah-tengah mereka.  Namun demikian, bukan berarti masyarakat Arab pada waktu itu sama sekali tidak memiliki peradaban. Bangsa Arab sebelum lahirnya Islam dikenal sebagai bangsa yang sudah memiliki kemajuan ekonomi. Makkah misalnya pada waktu itu merupakan kota dagang bertaraf internasional. Hal ini diuntungkan oleh posisinya yang sangat strategis karena terletak di  persimpangan jalan penghubung jalur perdagangan dan jaringan bisnis dari Yaman ke Syiria. Rentetan peristiwa yang melatar belakangi lahirnya Islam merupakan hal yang sangat  penting untuk dikaji. Hal demikian karena tidak ada satu pun peristiwa di dunia yang terlepas dari konteks historis dengan peristiwa-peristiwa sebelumnya. Artinya, antara satu peristiwa dengan peristiwa lainnya terdapat hubungan yang erat dalam berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan Islam dengan situasi dan kondisi Arab pra Islam


B.     Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.      Bagaimana keadaan kebudayaan, bangsa Arab sebelum islam ?
2.      Bagaimana keadaan sosial, kebudayaan, ekon bangsa Arab pada masa Nabi  ?
C.    Tujuan Masalah
Adapun tujuan masalah makalah ini sebagai berikut:
1.      Mengetahui keadaan kebudayaan bangsa Arab sebelum islam
2.      Mengetahui keadaan kebudayaan bangsa Arab pada masa Nabi 



BAB II
PEMBAHASAN
A.    Keadaan Kebudayaan Bangsa Arab Sebelum Islam
Secara diakronik perkembangan suatu kebudayaan merupakan kesinambungan dari kebudayaan sebelumnya. Kemajuan Barat merupakan kelanjutan dari kejayaan kebudayaan Arab. Dan kemajuan kebudayaan Arab berhutang budi terutama kepadakebudayaan Yunani.Kebudayaan, di samping merupakan refleksi dari upaya manusiamenyesuaikan diri dengan lingkungan alam, juga bagian dari respon atas kebudayaanlain yang ada di sekitarnya.Oleh karena itu mempelajari kebudayaan bangsa-bangsa pra Islam di kawasanyang kemudian menjadi wilayah imperium Islam, dapat membantu memahami bagaimana pembentukan kebudayaan Islam terjadi; dan apa pengaruh kebudayaan praIslam terhadap kebudayaan Islam.
Suku-Bangsa Arab
Secara genealogis seluruh suku-bangsa Arab merupakan keturunan dari Adnandan Qahthan. Para sejarawan sepakat bahwa Qahthan adalah nenek moyang sukuArab Yaman. Sedangkan Adnan adalah nenek moyang suku Arab Hijaz dan Najd.Pada perkembangannya, suku-suku Arab Yaman banyak yang bermigrasi ke hijaz,Syam, Iraq, Oman dan kawasan pantai teluk Persia. Suku Aus dan Khazraj, keturunanAzd cabang dari Kahlan, menempati Madinah; Ghassan, juga dari keturunan Azdcabang dari Kahlan membangun kerajaan di Syam dibawah kekuasaan politik Byzantium-Romawi; Bujailah menempati kawasan Bahrain; Judzaimah di Oman; danBani Lakhm berkuasa di kawasan Iraq.Hingga menjelang kedatangan Islam mayoritas penduduk semenanjung Arabadalah suku-suku Arab. Kawasan Hijaz dan Najd didominasi keturunan Adnan, danwilayah Yaman, Oman dan kawaan di sepanjang pantai Teluk Persia menjadi basisketurunan Qahthan. Etnik minoritas yang tinggal di semenanjung Arab saat itu adalah beberapa suku Yahudi yang menetap di Madinah, Khoibar dan Yaman.Suku-suku Arab di Iraq merupakan etnik minoritas yang berbaur dengan etnik Persia dan penduduk lokal Iraq. Demikian pula suku-suku Arab yang bertempat-tinggal di Syam merupakan etnik minoritas diantara orang orang Romawi dan penduduk lokal.
Peta Politik 
Wilayah Timur Tengah dan Teluk Persia merupakan kawasan politik palingdinamis sejak abad kuno hingga masa pra Islam. Kawasan ini menjadi panggung politik yang menampilkan perebutan kekuasaan paling spektakuler. Di Iraq pernah berdiri kekuatan Besar: Babylonia, Assyiria, Akkad. Iran menyumbangkan Sasanid-Persia. Iskandar Agung membawa bendera Yunani. Romawi Barat berbasis di Italia.Dan Romawi Timur berbasis di Bizantium, yang sekarang bernama Istanbul Turki.Menjelang kedatangan Islam ada tiga kekuatan politik yang masih berjaya dikawasan ini, yaitu dua kekuatan besar: Persia dan Romawi Timur atau Konstantinopel

B.     Islam Pada Masa Nabi Muhammad
Kondisi bangsa arab sebelum kedatangan islam, terutama di sekitar Mekah masih diwarnai dengan penyembahan berhala sebagai Tuhan. Yang dikenal dengan istilah paganisme. Selain menyembah berhala, di kalangan bangsa Arab ada pula yang menyembah agama Masehi(Nasrani), agama ini dipeluk oleh penduduk Yaman, Najran, dan Syam. Di samping itu juga agama Yahudi yang dipeluk oleh penduduk Yahudi imigran di Yaman dan Madinah, serta agama Majusi, yaitu agama orang-orang persia.
            Nabi Muhammad SAW lahir pada tanggal 12 Rabiul Awwal atau 20 April 571 M. Ketika itu Raja Yaman Abrahah dengan gajahnya menyerbu Mekah untuk menghancurkan Ka’bah. Sehingga tahun itu dinamakan Tahun Gajah. Beliau telah menjadi yatim piatu ketika berumur delapan tahun, dan beliau diasuh oleh kakek dan pamannya, Abdul Muthalib dan Abu Thalib. Pada umur 12 tahun Nabi Muhammad sudah mengenal perdagangan, sebeb pada saat itu beliau telah diajak berdagang oleh paman beliau, Abu Thalib ke Negeri Syam. Dari pengalamannya berdagang, maka setelah beranjak dewasa, beliau ingin berusaha berdagang dengan membawa barang dagangan Khadijah, seorang saudagar wanita yang pada akhirnya menjadi istri beliau.
            Fase kenabian Nabi Muhammad dimulai ketika beliau bertahannus atau menyepi di Gua Hira, sebagai imbas keprihatinan beliau melihat keadaan bangsa Arab yang menyembah berhala. Di tempat inilah beliau menerima wahyu yang pertama, yang berupa surat Al-‘Alaq 1-5. Dengan wahyu yang pertama ini, maka beliau telah diangkat menjadi Nabi, utusan Allah. Pada saat itu, Nabi Muhammad belum diperintahkan untuk menyeru kepada umatnya, namun setelah turun wahyu kedua, yaitu surat Al-Mudatsir ayat 1-7, Nabi Muhammad saw diangkat menjadi Rasul yang harus berdakwah. Dalam hal ini dakwah Nabi Muhammad dibagi menjadi dua periode, yaitu :
a.       Periode Mekah, ciri pokok dari periode ini adalah pembinaan dan pendidikan tauhid(dalam arti luas)
b.       Periode Madinah, ciri pokok dari periode ini adalah pendidikan sosial dan politik(dalam arti luas)  
c.       Periode Mekah
Pada periode ini, tiga tahun pertama dakwah islam dilakukan secara sembunyi-sembunyi. Nabi Muhammad mulai melaksanakan dakwah islam di lingkungan keluarga, mula-mula istri beliau sendiri, yaitu Khadijah, yang menerima dakwah beliau, kemudian Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar sahabat beliau, lalu Zaid bekas budak beliau.  Di samping itu, juga banyak orang yang masuk islam dengan perantaraan Abu Bakar yang terkenal dengan julukan Assabiqunal Awwalun(orang-orang yang lebih dahulu masuk islam), mereka adalah Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Sa’ad bin Abi Waqqash, Abdur Rahmanbin ‘Auf, Thalhah bin ‘Ubaidillah, Abu Ubaidah bin Jarhah, dan Al-Arqam bin Abil Arqam, yang rumahnya dijadikan markas untuk berdakwah(rumah Arqam). Kemudian setelah turun ayat 94 Surah Al-Hijr, nabi Muhammad saw memulai dakwah secara-terang-terangan.
Dalam menyebarkan agama islam, Nabi Muhammad melakukannya dengan tiga cara, yaitu:
a.       Rahasia. Pada tahapan ini Nabi menyempaikannya hanya pada kalangan keluarganya sendiri dan teman dekatnya.
b.      Semi Rahasia. Beliau menyebarkan Agama Islam dalam ryang lingkup yang lebih luas, termasuk Bani Muthalib dan Bani Hasyim.
c.       Terang-Terangan(Demonstratif). Nabi dalam berdakwah secara terang-terangan ke segenap lapisan masyarakat, baik kaum bangsawan maupun hamba sahaya.
Dakwah yang disampaikan Nabi ini mendapatkan penolakan masyarakat Quraisy dalam berbagai cara. Penolakan tersebut diantaranya:
a.       Lunak. Cara ini dilakukan dengan menyebar propaganda. Bahwa  Nabi Muhammad adalah seorang pembohong, penjahat, dan juga pembuat perpecahan di kalangan bangsa arab dan lainnya
b.        Semi Lunak. Yaitu dengan membujuk Nabi Muhammad untuk menghentikan dakwah islamiyah
c.        Kasar/Keji. Yaitu dengan melakukan penyiksaan atau penganiayaan baik secara fisik maupun nonfisik
Dakwah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad saw tidak mudah karena mendapat tantangan dari kaum kafir Quraisy. Hal tersebut timbul karena beberapa faktor, yaitu sebagai berikut :
1.      Bidang Politik Kekuasaan. Mereka tidak dapat membedakan antara kenabian dan kekuasaan. Mereka mengira bahwa tunduk kepada seruan Nabi Muhammad berarti tunduk kepada kepemimpinan Bani Abdul Muthali.
2.       Sosial (persamaan derajat sosial). Nabi muhammad menyerukan persamaan hak antara bangsawan dan hamba sahaya.
3.        Agama dan Keyakinan. Para pemimpin Quraisy tidak mau percaya ataupun mengakui serta tidak menerima ajaran tentang kebangkitan kembali dan pembalasan di akhirat
4.        Budaya. Taklid kepada nenek moyang adalah kebiasaan yang berurat akar pada bangsa Arab, sehingga sangat berat bagi mereka untuk meninggalkan agama nenek moyang dan mengikuti agama islam
5.       Ekonomi. Pemahat dan penjual patung memandang Islam sebagai penghalang rezeki.
Sebab utama Rasulullah bersama para sahabat melakukan hijrah ke Madinah, yaitu :
1.      Perbedaan iklim di kedua kota mempercepat dilakukannya hijrah. Iklim Madinah lembut dan watak rakyatnya yang tenang sangat mendorong penyebaran dan pengembangan agama islam. Sedangkan kota Mekah sebaliknya.
2.      Nabi-Nabi umumnya tidak dihormati di negara-negaranya sehingga Nabi Muhammadpun tidak diterima oleh kaumnya sendiri
3.      Tantangan yang nabi hadapi tidak sekerasa di Mekkah.
Dalam periode ini, pengembangan islam lebih ditekankan pada dasar-dasar pendidikan masyarakat islam dan pendidikan sosial kemasyarakatan. Oleh karena itu, Nabi kemudian meletakkan dasar-dasar masyarakat islam di Madinah, sebagai berikut:
a.       Mendirikan Masjid
Tujuan Rasulullah mendirikan masjid ialah untuk mempersatukan umat islam dalam satu majelis, sehingga di majelis ini umat islam bisa bersama-sama melaksanakan shalat berjamaah secara teratur, mengadili perkara-perkara dan musyawarah. Masjid ini memegang peranan penting untuk mempersatukan kaum muslimin dan mempererat tali ukhuwah islamiyah.
b.      Mempersatukan dan mempersaudarakan antara kaum Anshar dan Muhajirin
Rasulullah saw mempersatukan keluarga-keluarga islam yang terdiri dari Muhajirin dan Anshar. Dengan cara mempersaudarakan kedua golongan ini, Rasulullah saw telah menciptakan suatu pertalian yang berdasarkan agama pengganti persaudaraan yang berdasar kesukuan seperti sebelumnya.
c.       Perjanjian saling membantu antara sesama kaum muslimin dan bukan muslimin
Nabi Muhammad saw hendak menciptakan toleransi antargolongan yang ada di madinah, oleh karena itu Nabi membuat perjanjian antara kaum mus;limin dan nonmuslimin.
Menurut Ibnu Hisyam, isi perjanjian tersebut antara lain sebagai berikut :
1.      Pengakuan atas hak pribadi keagamaan dan politik
2.       Kebebasan beragama terjamin untuk semua umat
3.       Adalah kewajiban penduduk Madinah, baik muslim maupun nonmuslim, dalam hal moril maupun materiil. Mereka harus bahu membahu menangkis semua serangan terhadap kota mereka(Madinah)
4.      Rasulullah adalah pemimpin umum bagi penduduk Madinah. Kepada beliaulah dibawa segala perkara dan perselisihan yang besar untuk diselesaikan
d.      Meletakkan dasar-dasar politik, ekonomi dan sosial untuk masyarakat baru
Ketika masyarakat islam terbentuk maka diperlukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terbentuk tersebut. Oleh karena  itu, ayat-ayat Al-Quran yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan kepada pembninaan hukum. Ayat-ayat ini kemudian diberi penjelasan oleh Rasulullah, baik dengan lisan maupun dengan perbuatan beliau sehingga terdapat dua sumber hukum dalam islam, yaitu Al-Quran dan hadis.
Dari kedua sumber hukum islam tersebut didapat suatu sistem untuk bidang politik, yaitu sistem musyawarah. Dan untuk bidang ekonomi dititikberatkan pada jaminan keadilan sosial, serta dalam bidang kemasyarakatan, diletakkan pula dasar-dasar persamaan derajat antara masyarakat atau manusia, dengan penekanan bahwa yang menentukan derajat manusia adalah ketakwaan.
e.       Mengadakan perjanjian dengan seluruh penduduk Madinah, baik yang sudah masuk islam maupun yang belum masuk islam. Perjanjian ini dikenal dengan “Piagam Madinah”, yang berisi undang-undang dikenal dengan konstitusi Madinah. Konstitusi ini secara garis besar menyangkuit masalah-masalah yang berkaitan dengan seluruh aspek kehidupan manusia, yaitu:
1.      Bidang Politik. Dalam piagam Madinah menerapkan sistem Musyawarah
2.      Bidang Keamanan. Seluruh warga negara berhak mendapat keamanan dan kemerdekaan
3.       Bidang Sosial. Nabi meletakkan dasar persamaan di antara manusia
4.      Bidang ekonomi. Nabi saw menerapkan sistem yang dapat menjamin keadilan sosial
5.         Bidang keagamaan. Hak beragama dijamin, namun harus memiliki sikap toleransi terhadap kegiatan-kegiatan keagamaan yang diselenggarakan oleh masyarakat atau penduduk kota madinah.
Adapun penjabaran dari piagam ini yang dijadikan sebagai dasar dalam membina masyarakat islam yang baru dibentuk Rasulullah saw, meliputi beberapa prinsip, yaitu:
a.       Al-Ukhuwah. Ukhuwah ini meliputi Ukhuwah Basyariyah, Ukhuwah Wathaniyah dan Ukhuwah Islamiya.
b.       Al-Musawa. Semua penduduk memiliki kedudukan yang sama dan setiap warga masyarakat memuliki hak kemerdekaan, kebebasan, dan yang membedakan hanyalah ketakwaannya
c.        At-Tasamuh. Umat Islam siap berdamping secara baik dengan semua penduduk termasuk Yahudi serta bebas melaksanakan ajaran agama dan harus memiliki sikap toleransi
d.       Al-Ta’awun. Semua penduduk harus saling tolong menolong dalam hal kebaikan.
e.        Al-Tasyawur. Jika ada persoalan dalam Negara, harus melakukan musyawarah
f.       Al-‘Adalah. Berkaitan erat dengan hak dan kewajiban setiap individu dalam kehidupan




BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
            Secara sosiologis, bangsa Arab sebelum Islam merupakan bangsa yang hidup secara kesukuan. Mereka hidup berpindah-pindah. Hal ini disebabkan kondisi geografis yang tidak mendukung, seperti model tanah yang tandus, berbatu, padang pasir luas serta beriklim panas dan jarang turun hujan. Dalam keadaan semacam ini, wajar jika mereka memiliki watak keras, suka berperang, merampok, berjudi, berzina, sehingga terkesan jauh dari nilai-nilai moral-kemanusiaan. Demikian ini seakan-akan menjadi tradisi masyarakat Arab sebelum Islam. Keadaan semacam inilah yang meniscayakan zaman tersebut disebut zaman
 jahiliyyah
Perkembangan Islam di masa Nabi sungguh sangat cepat, itu dikarenakan nilai-nilai yang terkandung dalam Islam. Namun yang terpenting adalah perilaku Rasulullah yang sangat terpuji. Dan ini sebuah realitas yang ada saat itu sampai sekarang perilaku atau akhlak beliau masih terasa di dalam qalbu kita.




















DAFTAR PUSTAKA
 Hasan, Abul. 2008. Sejarah Lengkap Nabi Muhammad SAW. Yogyakarta: Mardhiyah Press.
Musyawarah guru PAI. 2008. Modul Hikmah Membina Kreatifitas dan Prestasi. Akik Pustaka
 Syaikh Shafiyyurahman. 2007. Sirah Nabawiyah. Jakarta: PUSTAKA AL-KAUTSAR
 Yatim, Badri. 2000. Sejarah Peradaban Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada